TITRASI POTENSIOMETRI
I. TUJUAN
Siswa
dapat melakukan analisis dengan metode titrasi potensiometri dengan benar.
II. DASAR TEORI
Potensiometri
adalah metode analisa kimia untuk menentukan potensial listrik dengan
menggunakan elektroda dan alat yang digunakan dalam potensiometri ini adalah
potensiometer. Potensiometer merupakan aplikasi langsung dari perasaan Nernst
dengan cara pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi
arus nol. Persamaan Nernst memberikan hubungan antara potensial relative suatu
elektroda dan konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai dengan larutan. Dengan
pengukuran potensial reversible suatu elektroda,maka perhitungan aktifitas atau
konsentrasi suatu komponen dapat dilakukan.
Potensiometri merupakan salah satu cara
pemeriksaan fisik kimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur
potensial elektroda,besarnya potensial elektroda ini tergantung pada kepekatan
ion-ion tertentu dalam larutan.
Beda
potensial antara kedua elektroda diukur memakai alat ukur potensial atau alat
ukur pH. Salah satu elektroda dinamakan elektroda indicator, elektroda ini peka
terhadap perubahan keaktifan salah satu species dalam larutan elektroda
indicator dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu elektroda logam dengan
elektroda membran elektroda lainnya dinamakan elektroda pembanding dengan harga
potensial praktis tidak berubah selama berlangsung pengukuran.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Labu ukur 250 mL
2. Pipet ukur 250 mL
3. Labu ukur 100 mL
4. Pipet tetes
5. Buret 50 mL
6. Statip dan klem
7. Erlenmeyer 250 mL
8. Corong gelas
9. Gelas beker 100 mL
10.
Gelas beker 250 mL
11. pH
meter
12.
Stirer magnetik
Bahan :
1. Larutan HCl 2 N
2. Larutan HCl 0,1 N
3. Aquadest
4. Larutan NaOH 0,1 N
5. Indikator pp
6. Indikator MM
IV. CARA KERJA
1. Titrasi asam kuat dan basa kuat dengan
indikator pp
12,5 ml
larutan HCl 2N
1.
Dimasukkan dalam labu ukur 250 ml dan di encerkan dengan aquades
2.
Digojok hingga homogen
3.
Di pipet sebanyak 25ml dan dimasukkan labu ukur 100ml
4.
Ditambahkan aquades hingga tanda batas, digijok hingga homogen
5.
Dipipet sebanyak 50 ml
6.
Dimasukkan kedalam erlemeyer 250 ml
7.
Dititrasi dengan 0,1 N NaOH hingga terjadi perubahan warna menjadi
merah muda
Volume
NaOH = ..........
2.. Titrasi asam kuat dan basa kuat secara
potensiometri
25 ml
HCl 0,1 N
1.
Diencerkan dengan aquadest dalam labu ukur 100ml, digojok hingga
homogen
2.
Di pipet 50 ml dan dimasukkan ke dalam gelas beker 250 ml
3.
Dimasukkan pH meter yang telah di kalibrasi kedalam larutan HCl
dengan membenamkan 1 1/4 di bawah permukaan nya
4.
Disesuaikan pengaduk maknetik nya
5.
Diukur dan direkam pH Larutan
6.
Ditambahkan 5 ml larutan NaOH 0,1 N dari buret dan diukur pH nya
7.
Ditambahkan volume 1 ml sampai titik kesetaraan hampir tercapai
dan hingga titik kesetaraan terlewati
8.
Terjadi perubahan pH yang sangat besar
9.
Direkam dua pembacaan ditambah pada kelebihan titran sekitar 5ml
dan 10 ml
10. Dibuat alur data (1) pH vs ml NaOH
(2) delta pH?delta V vs ml NaOH dan (3) delta^2 pH / delta V^2 vs ml NaOH
11. Dicatat volume basa yang
diperlukan oleh asam dan tiap alur tersebut
Volume
Basa = .........
V.
DATA PENGAMATAN
1.
Titrasi asam kuat dan basa kuat dengan indicator pp.
Volume HCl → 50 mL ditambah 2 tetes indicator pp
Volume NaOH yang dititrasi
- 14,5
mL
- 14,1
mL
Volume rata-rata 14,3 mL
Reaksi yang terjadi
HCl + NaOH → NaCl + H2O (larutan berwarna
merah muda)
2. Titrasi asam kuat dan basa kuat secara
potensiometri
Volume HCl = 25 mL
VI.
ANALISIS DATA
1.
Titrasi asam kuat dan basa kuat dengan indikato pp
HCl
+ NaOH →
NaCl + H2O (larutan berwarna pink)
2. Titrasi asam kuat dan basa kuat secara
potensiometri
VII.
PEMBAHASAN
Potensiometri adalah suatu teknik analisis yang
didasarkan dengan pengukuran potensial suatu sensor atau elektroda.suatu
membrane atau permukaan sensor berfungsi sebagai setengah sel elekimia yang
menimbulkan potensial sebanding dengan logaritma dari aktivitas atau
konsentrasi yang dianalisis. Potensial sel diperoleh dengan mengukur pada
keadaan tidak ada arus melalui sel. Potensiometri ini bekerja berdasarkan hokum
Nernt.
Prinsip dasar dari metode potensiometri adalah
pengukuran potensial suatu larutan dengan menggunakan elektroda dengan zero
current. Sementara titrasi potensiometri merupakan salah satu bentuk
pengembangan dari metode ini dengan penggunaan titrasi dalam penambahan suatu
larutan.
Dalam praktikum ini,nilai potensial yang diukur
setiap penambahan volume titran tertentu akan diplotkan menjadi kurva titrasi
dan akan didapatkan titik-titik ekuivalen titrasinya. Volume pada titik
ekuivalen titrasi tersebut adalah volume titran yang akan digunakan dalam
perhitungan selanjutnya.
Dalam potensiometri, tidak digunakan indicator karena
denganpengukuran potensial larutan sudah bisa didapatkan titik ekuivalen dari
kurva (underwood,1998).
Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik
ekuivalen sehingga data yang dihasilkan dianggap memiliki kesalahan kecil. Pada
praktikum ini selain titrasi potensometri, dilakukan pula titrasi asam kuat
basa kuat dengan indicator pp. dimana larutan yang digunakan sama sperti pada
titrasi potensiometri yaitu larutan asam kuat HCl 0,1 N dititrasi dengan
larutan NaOH 0,1 N.
Pada titrasi dengan pp 50 ml HCl ditambahkan 2 tetes
indicator pp. dititrasi dengan NaOH 0,1 N dimana pada titik akhir titrasi
terjadi perubahan warna dari tak bewarna menjadi merah muda, titik akhir
titrasi dicapai pada penambahan NaOH 0,1 N sebanyak 14,3 N. reaksi yang terjadi
:
HCl + NaOH → NaCl
Pada titrasi potensiometri, metode yang digunakan
merupakan ketetapan untuk dapat menemukan titik akhir pada titrasi asam basa
secara potensiometri tergantung dari konsentrasi dan kekuatan asam serta basa.
Elektroda indicator yang digunnakan pada titrasi asam basa adalah electron membrane
gelas yang sensitive terhadap perubahan jumlah ion hydrogen (H+) dan elektroda
pembandingnya adalah kalomel. Dalam titrasi asam basa, diamati setiap perubahan
ino H+ atau penambahan pH yang ditunjukan pada alat pengukuran pH. Kelebihan
dari electron membrane gelas adalah tidak terjadinya kontaminasi sehingga tidak
ada permukaan katalis yang kehilangan aktivitasnya. Selain itu nilai-nilai pH
dari suatu larutan yang kurang tersangga bisa diukur secara akurat dan akhirnya
elektroda jenis ini sangat cocok digunakan untuk memonitor pH secara kontinu
pada rentang waktu yang lama (Day and Underwood,1981).
Melalui kurva hubungan antara volume pentiter vs pH
dapat ditentukan titik akhir titrasinya dari HCl. Selanjutnya titik akhir
titrasi dideteksi dengan menetapkan volume dimana terjadi perubahan potensial
yang relative besar ketika ditambahkan volume pentiter yang sedikit selain
menggunakan kurva tersebut digunakan pula kurva antara V rata-rata vs ∆pH dan grafik antara V rata-rata dua vs ∆2pH/∆V2.
Pada titrasi potensiometri ini digunakan larutan
NaOH 0,1 N sebagai titran dan HCl sebagai titrannya. Sebanyak 50 mL HCl
dipipet,kemudian dimasukkan kedalam beker gelas yang berfungsi untuk mengaduk
larutan yang akan dititrasi. Titrasi kemudian di mulai dengan menambahkan
sejumlah volume NaOH sesuai petunjuk praktikum,dengan alat stirrer yang terus
berputar saat titrasi dilakukan agar terhomogenkan untuk menyamakan pH setiap
bagian dalam larutan.
Setiap penambahan sejumlah larutan titran, pH
kemudian diukur menggunakan potensiometer yang didalamnya terdapat elektroda
membrane gelas yang sangat sensitive terhadap perubahan jumlah H+.
Saat elektrod membrane gelas tercelup kedalam
campuran larutan HCl dan H2O, terjadi keseimbangan antara ion-ion hydrogen yang
terdapat dibagian tipis bola gelas dan ion hydrogen yang terletak dalam larutan
yang diuji. Elektroda gelas akan membiarkan ion H+ untuk menembusnya,tetapi
menahan ion yang lain. Semakin besar konsentrasi ion hydrogen dalam larutan
HCl, semakin banyak ion hydrogen yang masuk kedalam lapisan gelas tadi. Hal ini
menyebabkan pada saat awal-awal titrasi,nilai pH kecil. Semakin banyak pentiter
yang ditambahkan,semakin sedikit ion hydrogen yang terdapat dalam larutan HCl,
karena ion hydrogen bereaksi dengan ion hydroksida (-OH) dan membentuk air.
Hal ini akan menyebabkan ion hydrogen yang memasuki
gelas juga semakin sedikit sehingga muatan elektroda gelas berkurang,maka nilai
pHnya meningkat. Hal ini dapat dilihat pada kurva hubungan antara pH dengan
volume pentiter. Pada kurva tersebut dapat dilihat bahwa semakin banyak volume
larutan NaOH yang ditambahkan kedalam larutan HCl, pH larutan menjadi semakin
turun (basa). Lonjakan pH secara drastis terjadi yaitu dari pH 1,31 menjadi
6,68 yaitu volume titra HaOH yang ditambahkan 14 mL. lonjakan pH yang terjadi
secara drastis dengan penambahan sedikit volume titran ini menunjukan titik
akhir titrasi telah terjadi, dimana perubahan pH ini terjadi ketika adanya
penambahan 1 mL larutan pentiter NaOH dari volume 13 mL menjadi 14 mL.
Lonjakan pH terjadi disebabkan terjadinya titik
akhir titrasi dimana ion (H+) dari HCl
telah habis bereaksi dengan ion hydrogen (-OH) dari NaOH. Titik akhir
pada titrasi potensiometri terjadi pada pH 6,8 dengan volume 14 sedangkan pada
titrasi menggunakan indicator pp titik akhir titrasi pada volume 14,3 mL pada
pH ±7.
Selain itu juga dibuat kurva plot antara volume
rata-rata (V rata-rata) vs ∆pH/∆V titik akhir titrasi pada kurva (grafik yang
berada pada titik puncak,dimana pada percobaan ini titik puncak beradapada
volume rata-rata 14,05 dan ∆pH/∆V 6,1.
Dari hasil analisis berdasarkan titrasi
potensiometri TAT antara HCl 0.1 N dengan NaOH 0.1 N pada volume NaOH yang
dititrasi sebanyak 14,05 atau 14,3 sedangkan berdasarkan titrasi dengan pp
didapatkan 14,3 volume NaOH yang dititrasi. Sehingga dari hasil percobaan ini
dapat diketahui bahwa titrasi potensiometri dengan titrasi pp ada erat hubungan
atau potensiometri dapat digunakan dalam analisis dalam suatu titrasi larutan.
VII KESIMPULAN
a.
Potensiometri adalah metode analisa
kimia untuk menentukan potensial listrik dengan menggunakan elektroda dan alat
yang digunakan dalam potensiometri adalah potensiometer. Potensiometri
merupakan aplikasi langsung dari persamaan Nerst dengan cara pengukuran
potensial dua elektroda tidak terpolarisai pada konsisi arus nol.
b.
Potensiometri merupakan salah satu cara
pemeriksaan fisik kimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur
potensial elektroda, besarnya potensial elektroda ini tergantung pada kepekatan
ion-ion tertentu dalam larutan.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete