STANDAR MUTU
SNI 01-2973-1992
Parameter Uji :
1.
Kadar
Air maksimal 5 %
2.
Kadar
Lemak minimal 9,5 %
3.
Kadar
Serat maksimal 0,5 %
4.
Kadar
Abu maksimal 1,5 %
ANALISA KADAR AIR DALAM ROTI TAWAR
1. Tujuan :
Mengetahui
kadar air dalam sampel roti tawar.
2. Dasar
teori :
Analisa kadar air, ditetapkan dalam berbagai metode.
Salah satunya adalah dengan metode Thermogravimetri. Pada metode ini, sampel
dipanaskan dalam oven dengan suhu 100-105ºC selama kurang lebih 3 jam. Selisih
massa sampel sebelum dan setelah pemanasan menyatakan banyaknya kadar air yang
terkandung dalam sampel. Kelemahannya, beberapa zat volatil selain uap air ikut
serta hilang selama pemanasan seperti alkohol dan minyak atsiri.
Selain itu, bahan yang kurang stabil dapat
terdekomposisi selama pemanasan seperti lemak dan gula. Pada bahan tertentu
yang terikat sangat kuat akan sulit diuapkan. Setelah penguapan selesai, analit
harus disimpan dalam tempat tertutup, seperti desikator yang disertai silika
gel, kapur, atau bahan lain.
3. Alat
dan Bahan :
alat :
bahan:
·
botol
timbang. sampel roti
tawar
·
oven
·
neraca
analitik
·
tang
krus
·
eksikator/desikator
·
spatula
·
mortar
pestle
4. Prosedur
kerja :
1.
Mencuci botol
timbang sampai bersih dan keringkan.
2.
Mengeringkan dalam
oven suhu 105oC selama 1 jam.
3.
Mendinginkan dalam
desikator selama 30 menit.
4.
Menimbang
botol timbang yang telah dikeringkan dan catat bobotnya.
5.
Memanasan,
pendinginan, dan penimbangan di ulang sampai diperoleh bobot konstan.
6.
Menimbang
sampel yang telah dihaluskan sebanyak 1gram dalam botol timbang yang telah
konstan.
7.
Mengeringkan
dalam oven suhu 1050C selama 3 jam.
8.
Mendinginkan dalam
desikator selama 30 menit.
9.
Menimbang
botol timbang beserta analit yang telah dikeringkan dan catat bobotnya.
10.
Mengulangi sampai
bobot konstan
ANALISA
KADAR ABU DALAM SAMPEL ROTI TAWAR
A.
Tujuan :
Mengetahui kadar abu dalam sampel
B.
Dasar teori :
Abu
dalam analisis kimia merupakan zat organik yang tidak menguap, sisa dari proses
pembakaran atau hasil oksidasi dari bahan tertentu. Pada proses pengabuan ini,
zat-zat organik akan terurai menjadi CO2 dan H2O sedangkan zat volatil akan
menguap. Sampel dipanaskan pada suhu tinggi dalam suatu tungku pembakar yang
disebut tanur atau muffle.
C.
Alat dan Bahan :
alat : bahan:
·
cawan
porselin sampel roti tawar
·
neraca
·
lampu
spirtus
·
kaki
tiga
·
segitiga
porselin
·
tanur
·
spatula
·
tangkrus
·
oven
·
desikator
D.
Prosedur kerja :
1.
Mengkonstankan cawan
porselin.
2.
Menimbang
2gram sampel roti yang telah dihaluskan.
3.
Mengarangkan sampel
diatas nyala api lampu spirtus sampai bebas asap.
4.
Memasukkan dalam
tanur pada suhu 500oC sampai sampel berubah warna menjadi putih keabu-abuan.
5.
Mendinginkan dalam oven
suhu 105oC selama 30 menit.
6.
Mendinginkan dalam
desikator selama 30 menit.
7.
Menimbang dan catat
bobotnya
ANALISA
KADAR LEMAK DALAM SAMPEL ROTI RAWAR
A.
Tujuan :
Mengetahui kadar lemak dalam
sampwl roti tawar.
B.
Dasar teori :
Lemak dan minyak merupakan salah satu contoh
dari lipida. Salah satu sifat spesifiknya adalah kelarutannya, lemak ataupun
minyak dapat larut dalam pelarut organik tetapi tidak dapat larut dalam air.
Cara terbaik untuk memilih pelarutnya didasarkan pada kepolarannya.
Salah
satu metode analisa lemak adalah dengan ekstraksi pelarut menggunakan
ekstraktor sokhlet. Sampel yang telah dihaluskan dibungkus dan ditempatkan
dalam thimble, bagian dari ekstraktor sokhlet. Pelarut diuapkan dalam labu yang
dipanaskan dan kemudian akan mengekstrak lemak atau minyak dalam sampel secara
kontinyu.
C.
Alat dan Bahan :
alat :
bahan :
·
labu
didih
sampel roti tawar
·
ekstraktor
soklet
n-heksana
·
beaker
glass aquadest
·
corong
gelas
H2SO4
·
statif
dan klem
·
hotplate
·
pipet
ukur 10 ml
·
pipet
tetes
·
oven
·
desikator
·
tangkrus
·
spatula
·
kertas
saring
·
batang
pengaduk
·
neraca
·
rabber
bulp
·
gelas
jam
·
kondensor
bola
D.
Prosedur kerja :
1.
Mengkonstankan
labu didih.
2.
Menimbang
sampel 5 gr dalam beaker glass
3.
Menambahkan
30 ml H2SO4 10% dan 20 ml aquadest
4.
Mendidihkan selama
15 menit dengan di tutup gelas jam
5.
Menyaring dalam
keadaan panas
6.
Mencuci menggunakan
air panas sampai bebas asam
7.
Mengecek menggunakan indikator
8.
Setelah
bebas asam keringkan kertas saring berisi residu dalam oven suhu 100-105 0c
sampai kering
9.
Memasukkan dalam
kertas saring lain dan kapas untuk dibuat selongsong
10. Memasukkan
selongsong ke ekstraktor soklet ,diekstrak dengan pelarut n heksana selama 2-3
jam
11. Mengekstrak sisa pelarut di labu didih
12. Mengeringkan
labu didih berisi ekstrak lemak dalm oven suhu 105 oc selama 1jam
13. Mendinginkan
dalam desikator selama 30 menit
14. Menimbang labu
didih
15. Mengulangi prosedur sampai bobot konstan
Perhitungan :
%
lemak =
(massa labu + analit ) – massa labu kosong x 100 %

ANALISA KADAR SERAT DALAM ROTI TAWAR
- Tujuan :
Mengetahui
kadar serat dalam sampel roti tawar
- Dasar teori :
Serat dibagi menjadi serat alami dan
serat sintetis, serat alami bersumber dari bahan bahan alam seperti tanaman
kayu ,sayuran dan buah.sedangkan serat sintetis dibuat secara komersial dengan
mereaksikan beberapa senyawa kimia.
Dalam serat pangan, dikenal istilah
dietary fiber dan crude fiber,keduanya dibedakan oleh kemampuan
kelarutannya.serat pangan atau dietary fiber merupakan bagian dari bahan pangan
yang tidak terhidrolisis oleh enzim pencernaan.serat kasar atau crude protein
tidak terurai oleh asam maupun basa
Penentuan
kadar serat dapat dilakukan dengan metoda crude protein,metode deterjen dan
metode enzimatis.pada metode crude protein sampel direaksikan dengan asam dan
basa untuk menghasilkan zat selain serat.
C. Alat dan Bahan :
alat :
·
erlenmeyer
berpancur
·
pompa
vakum
·
hot
plate
·
corong
buchner
·
erlenmeyer
500 ml
·
kondensor
·
neraca
analitik
·
pipet
ukur 10 ml
·
beaker
glass 150 ml
·
oven
·
tangkrus
·
kertas
saring
·
spatula
bahan :
·
sampel
roti tawar
·
H2SO4
1,25%
·
K2SO4
10%
·
NaOH
3,25%
·
aquadest
· etanol
96%
D.
Prosedur kerja :
1.
Mengkonstankan
kertas saring.
2.
Menimbang
2gram sampel yang telah dihaluskan dalam erlenmeyer 500ml.
3.
Menambahkan
50ml H2SO4 1,25% dan didihkan selama 15menit dengan kondensor.
4.
Menyaring
dalam keadaan panas dengan kertas saring yang telah konstan menggunakan pompa
vakum.
5.
Memasukkan kertas
saring berisi residu dalam erlenmeyer tadi.
6.
Menambahkan50
ml NaOH 3,25% dan didihkan selama 15menit dengan kondensor.
7.
Menyaring
dalam keadaan panas dengan kertas saring yang telah konstan menggunakan pompa
vakum.
8.
Mencuci residu dengan
K2SO4 10%, etanol 96% dan aquadest panas secara berurutan.
9.
Mengeringkan
kertas saring dalam oven suhu 105oC selama 1jam.
10.
Mendinginkan dalam
desikator selama 30 menit
11.
Menimbang
kertas saring beserta analit
12.
Mengulangi prosedur
sampai bobot konstan
Perhitungan :

Massa
sampel
BAB
3
DATA
ANALISA
1. Analisa kadar air
ws
|
wo
|
wi
|
% air
|
1,5018 gram
|
21,6070 gram
|
22,7343 gram
|
24,94 %
|
2. Analisa kadar abu
ws
|
wo
|
wi
|
% abu
|
2,0020 gram
|
23,3854 gram
|
23,4050 gram
|
0,95 %
|
3. Analisa kadar lemak
ws
|
wo
|
wi
|
% lemak
|
1,2241 gram
|
136,4238 gram
|
136,5227 gram
|
8,08 %
|
- Analisa kadar serat
ws
|
Wo
|
wi
|
% serat
|
1,9980 gram
|
1,1893 gram
|
1,4339 gram
|
12,19 %
|
BAB
4
PEMBAHASAN
DAN KESIMPULAN
A.
Pembahasan
1. Analisa kadar air pada roti tawar
Pada praktikum kali ini, metode yang
digunakan adalah metode pengeringan dengan oven biasa. Metode oven memiliki
beberapa kekurangan, yaitu bahan lain ikut menguap, terjadi penguraian
karbohidrat menghasilkan air yang ikut terhitung, ada air yang terikat kuat
pada bahan yang tidak terhitung. Berat sampel yang dihitung setelah dikeluarkan
dari oven harus didapatkan berat konstan, yaitu berat bahan yang tidak akan
berkurang atau tetap setelah dimasukkan dalam oven. Berat sampel setelah
konstan dapat diartikan bahwa air yang terdapat dalam sampel telah menguap dan
yang tersisa hanya padatan dan air yang benar-benar terikat kuat dalam sampel,
setelah itu dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui persen kadar air dalam
bahan.
Pada praktikum kali ini kadar air
yang didapat dari sampel roti tawar adalah 24,94%. Kadar air pada sampel tersebut belum memenuhi
standar SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar air maksimal 5 %.
Sehingga sampel roti tawar belum layak untuk dikonsumsi karena kadar air yang
terlalu tinggi pada sampel makanan dapat mempercepat proses pembusukan dan ketengikan
pada bahan makanan tersebut.
2.
Analisa kadar abu ada roti tawar
Pengukuran kadar abu pada praktikum kali ini
mengggunakan metode Gravimetri. Gravimetri adalah metode analisis kimia secara
kuantitatif dimana jumlah analit ditentukan dengan mengukur bobot substansi
murni yang hanya mengandung analit (Skoog 2004). Penentuan kadar zat
berdasarkan pengukuran berat analit yang didapat dari sampel. Pengabuan adalah
tahapan utama dalam proses analisis kadar abu suatu bahan. Pada tahap ini menggunakan
tanur.
Sampel yang digunakan dalam praktikum
penetapan kadar abu ini adalah sampel roti tawar dalam bentuk kemasan plastik.
Hasil perhitungan kadar abu pada roti tawar adalah 0,95 %. Kadar abu pada sampel telah memenuhi standar SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar abu maksimal 1,5
%.
3. Analisa kadar lemak pada roti tawar
Pengukuran kadar lemak pada praktikum
kali ini mengggunakan metode sokhlet. Metode sokhlet termasuk jenis ekstraksi semikontinu. Ekstraksi dengan pelarut semikontinu
memenuhi ruang ekstraksi selama 5-10 menit dan secara menyeluruh memenuhi
sampel kemudian kembali ke tabung pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui
berat yang hilang dari contoh atau berat lemak yang dipindahkan. Metode ini
menggunakan efek perendaman contoh dan tidak menyebabkan penyaluran. Walaupun
begitu, metode ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada metode kontinu.
Sampel yang digunakan dalam praktikum
penetapan kadar lemak ini adalah sampel roti tawar dalam bentuk kemasan plastik.
Hasil perhitungan kadar lemak pada roti tawar adalah 8,08 %. Kadar lemak pada sampel roti tawar
belum memenuhi standar SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar lemak minimal 9,5
%.
4. Analisa kadar serat pada roti tawar
Pengukuran kadar serat pada
praktikum kali ini mengggunakan metode crude fiber. Pengukuran
serat kasar dapat dilakukan dengan menghilangkan semua bahan yang larut dalam
asam dengan pendidihan dalam asam sulfat. Prinsipnya komponen dalam suatu bahan
yang tidak dapat larut dalam pemasakan dengan asam encer dan basa encer selama
30 menit adalah serat kasar.
Sampel yang digunakan dalam praktikum
penetapan kadar serat ini adalah sampel roti tawar dalam bentuk kemasan
plastik. Hasil perhitungan kadar serat pada roti tawar adalah 12,19 %. Kadar serat pada sampel belum memenuhi standar SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar
yaitu kadar serat maksimal 0,5 %.
B.
Kesimpulan
1. Analisa kadar air pada roti tawar
Kadar air yang di peroleh adalah 24,94%. Kadar air pada sampel tersebut belum
memenuhi standar SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar air maksimal 5 %.
2.
Analisa Kadar abu pada roti tawar
Kadar abu yang diperoleh adalah 0,95 %. Kadar abu pada sampel roti tawar telah memenuhi standar SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar abu
maksimal 1,5 %.
3.
Analisa kadar lemak pada roti tawar
Kadar lemak yang diperoleh adalah 8,08 %. Kadar lemak pada sampel roti tawar belum memenuhi
standar SNI
01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar lemak minimal 9,5 %.
4. Analisa kadar serat pada roti tawar
Kadar serat yang diperoleh adalah 12,19 %. Kadar serat pada sampel roti tawar
belum memenuhi standar SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar serat maksimal 0,5
%.
REFERENSI
No comments:
Post a Comment