Saturday, 15 October 2016

jobsheet analisa roti tawar

STANDAR MUTU
SNI 01-2973-1992

            Parameter Uji  :
   1.      Kadar Air maksimal 5 %
   2.      Kadar Lemak minimal 9,5 %
   3.      Kadar Serat maksimal 0,5 %
   4.      Kadar Abu maksimal  1,5 %
  


ANALISA KADAR AIR DALAM ROTI TAWAR

1. Tujuan       :
            Mengetahui kadar air dalam sampel roti tawar.
2. Dasar teori             :
Analisa kadar air, ditetapkan dalam berbagai metode. Salah satunya adalah dengan metode Thermogravimetri. Pada metode ini, sampel dipanaskan dalam oven dengan suhu 100-105ºC selama kurang lebih 3 jam. Selisih massa sampel sebelum dan setelah pemanasan menyatakan banyaknya kadar air yang terkandung dalam sampel. Kelemahannya, beberapa zat volatil selain uap air ikut serta hilang selama pemanasan seperti alkohol dan minyak atsiri.
Selain itu, bahan yang kurang stabil dapat terdekomposisi selama pemanasan seperti lemak dan gula. Pada bahan tertentu yang terikat sangat kuat akan sulit diuapkan. Setelah penguapan selesai, analit harus disimpan dalam tempat tertutup, seperti desikator yang disertai silika gel, kapur, atau bahan lain.

3. Alat dan Bahan :
alat :                                                      bahan:
·         botol timbang.                      sampel roti tawar
·          oven
·         neraca analitik
·         tang krus
·         eksikator/desikator
·         spatula
·         mortar pestle
4. Prosedur kerja :
    1.      Mencuci botol timbang sampai bersih dan keringkan.
    2.      Mengeringkan dalam oven suhu 105oC selama 1 jam.
    3.      Mendinginkan dalam desikator selama 30 menit.
    4.      Menimbang botol timbang yang telah dikeringkan dan catat bobotnya.
    5.      Memanasan, pendinginan, dan penimbangan di ulang sampai diperoleh bobot konstan.
  6.      Menimbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak 1gram dalam botol timbang yang telah konstan.
   7.      Mengeringkan dalam oven suhu 1050C selama 3 jam.
   8.      Mendinginkan dalam desikator selama 30 menit.
   9.      Menimbang botol timbang beserta analit yang telah dikeringkan dan catat bobotnya.
   10.  Mengulangi sampai bobot konstan

 

ANALISA KADAR ABU DALAM SAMPEL ROTI TAWAR

A.    Tujuan     :
       Mengetahui kadar abu dalam sampel
B.     Dasar teori           :
Abu dalam analisis kimia merupakan zat organik yang tidak menguap, sisa dari proses pembakaran atau hasil oksidasi dari bahan tertentu. Pada proses pengabuan ini, zat-zat organik akan terurai menjadi CO2 dan H2O sedangkan zat volatil akan menguap. Sampel dipanaskan pada suhu tinggi dalam suatu tungku pembakar yang disebut tanur atau muffle.
C.     Alat dan Bahan :
        alat :                                            bahan:
·         cawan porselin                    sampel roti tawar  
·         neraca
·         lampu spirtus
·         kaki tiga
·         segitiga porselin
·         tanur
·         spatula
·         tangkrus
·         oven
·         desikator
D.    Prosedur kerja :
    1.      Mengkonstankan cawan porselin.
    2.      Menimbang 2gram sampel roti yang telah dihaluskan.
    3.      Mengarangkan sampel diatas nyala api lampu spirtus sampai bebas asap.
    4.      Memasukkan dalam tanur pada suhu 500oC sampai sampel berubah warna menjadi putih keabu-abuan.
    5.      Mendinginkan dalam oven suhu 105oC selama 30 menit.
    6.      Mendinginkan dalam desikator selama 30 menit.
    7.      Menimbang dan catat bobotnya

ANALISA KADAR LEMAK DALAM SAMPEL ROTI RAWAR

    A.    Tujuan :
              Mengetahui kadar lemak dalam sampwl roti tawar.
    B.     Dasar teori :
 Lemak dan minyak merupakan salah satu contoh dari lipida. Salah satu sifat spesifiknya adalah kelarutannya, lemak ataupun minyak dapat larut dalam pelarut organik tetapi tidak dapat larut dalam air. Cara terbaik untuk memilih pelarutnya didasarkan pada kepolarannya.
Salah satu metode analisa lemak adalah dengan ekstraksi pelarut menggunakan ekstraktor sokhlet. Sampel yang telah dihaluskan dibungkus dan ditempatkan dalam thimble, bagian dari ekstraktor sokhlet. Pelarut diuapkan dalam labu yang dipanaskan dan kemudian akan mengekstrak lemak atau minyak dalam sampel secara kontinyu.

   C.     Alat dan Bahan :
              alat :                                                    bahan :
·         labu didih                                           sampel roti tawar
·         ekstraktor soklet                               n-heksana
·         beaker glass                                       aquadest
·         corong gelas                                       H2SO4
·         statif dan klem
·         hotplate
·         pipet ukur 10 ml
·         pipet tetes
·         oven
·         desikator
·         tangkrus
·         spatula
·         kertas saring
·         batang pengaduk
·         neraca
·         rabber bulp
·         gelas jam
·         kondensor bola

   D.    Prosedur kerja :
    1.      Mengkonstankan labu didih.
    2.      Menimbang sampel 5 gr dalam beaker glass
    3.      Menambahkan 30 ml H2SO4 10% dan 20 ml aquadest
    4.      Mendidihkan selama 15 menit dengan di tutup gelas jam
    5.      Menyaring dalam keadaan panas
    6.      Mencuci menggunakan air panas sampai bebas asam
    7.      Mengecek  menggunakan indikator
    8.      Setelah bebas asam keringkan kertas saring berisi residu dalam oven suhu 100-105 0c sampai kering
    9.      Memasukkan dalam kertas saring lain dan kapas untuk dibuat selongsong
   10.  Memasukkan selongsong ke ekstraktor soklet ,diekstrak dengan pelarut n heksana selama 2-3 jam
   11.  Mengekstrak sisa pelarut di labu didih
   12.  Mengeringkan labu didih berisi ekstrak lemak dalm oven suhu 105 oc selama 1jam
   13.  Mendinginkan dalam desikator selama 30 menit
   14.  Menimbang labu didih
   15.  Mengulangi prosedur sampai bobot konstan
Perhitungan     :

% lemak  =  (massa labu + analit ) – massa labu kosong      x 100 %
                                    Massa sampel


ANALISA KADAR SERAT DALAM ROTI TAWAR

  1. Tujuan :
             Mengetahui kadar serat dalam sampel roti tawar
  1. Dasar teori :
Serat dibagi menjadi serat alami dan serat sintetis, serat alami bersumber dari bahan bahan alam seperti tanaman kayu ,sayuran dan buah.sedangkan serat sintetis dibuat secara komersial dengan mereaksikan beberapa senyawa kimia.
Dalam serat pangan, dikenal istilah dietary fiber dan crude fiber,keduanya dibedakan oleh kemampuan kelarutannya.serat pangan atau dietary fiber merupakan bagian dari bahan pangan yang tidak terhidrolisis oleh enzim pencernaan.serat kasar atau crude protein tidak terurai oleh asam maupun basa
Penentuan kadar serat dapat dilakukan dengan metoda crude protein,metode deterjen dan metode enzimatis.pada metode crude protein sampel direaksikan dengan asam dan basa untuk menghasilkan zat selain serat.
      
          C.  Alat dan Bahan :
              alat  :
·             erlenmeyer berpancur
·              pompa vakum
·              hot plate
·               corong buchner
·              erlenmeyer 500 ml
·              kondensor
·               neraca analitik
·              pipet ukur 10 ml
·              beaker glass 150 ml
·              oven
·              tangkrus
·               kertas saring
·               spatula

               bahan :
·               sampel roti tawar
·               H2SO4 1,25%
·               K2SO4 10%
·               NaOH 3,25%
·               aquadest
     ·      etanol 96%

D. Prosedur kerja :
    1.      Mengkonstankan kertas saring.
    2.      Menimbang 2gram sampel yang telah dihaluskan dalam erlenmeyer 500ml.
    3.      Menambahkan 50ml H2SO4 1,25% dan didihkan selama 15menit dengan kondensor.
   4.      Menyaring dalam keadaan panas dengan kertas saring yang telah konstan menggunakan pompa vakum.
    5.      Memasukkan kertas saring berisi residu dalam erlenmeyer tadi.
    6.      Menambahkan50 ml NaOH 3,25% dan didihkan selama 15menit dengan kondensor.
   7.      Menyaring dalam keadaan panas dengan kertas saring yang telah konstan menggunakan pompa vakum.
    8.      Mencuci residu dengan K2SO4 10%, etanol 96% dan aquadest panas secara berurutan.
    9.      Mengeringkan kertas saring dalam oven suhu 105oC selama 1jam.
   10.  Mendinginkan dalam desikator selama 30 menit
   11.  Menimbang kertas saring beserta analit
   12.  Mengulangi prosedur sampai bobot konstan
Perhitungan  :
 
% serat  =        ( massa kertas saring + analit ) – massa kertas saring kosong            x 100%
                                                            Massa sampel                                                 





BAB 3
DATA ANALISA

1. Analisa kadar air
ws
wo
wi
% air
1,5018 gram
21,6070 gram
22,7343 gram
24,94 %

2. Analisa kadar abu
ws
wo
wi
% abu
2,0020 gram
23,3854 gram
23,4050 gram
0,95 %

3. Analisa kadar lemak
ws
wo
wi
% lemak
1,2241 gram
136,4238 gram
136,5227 gram
8,08 %

  1. Analisa kadar serat
ws
Wo
wi
% serat
1,9980 gram
1,1893 gram
1,4339 gram
12,19 %




BAB 4
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

   A.    Pembahasan
1. Analisa kadar air pada roti tawar
            Pada praktikum kali ini, metode yang digunakan adalah metode pengeringan dengan oven biasa. Metode oven memiliki beberapa kekurangan, yaitu bahan lain ikut menguap, terjadi penguraian karbohidrat menghasilkan air yang ikut terhitung, ada air yang terikat kuat pada bahan yang tidak terhitung. Berat sampel yang dihitung setelah dikeluarkan dari oven harus didapatkan berat konstan, yaitu berat bahan yang tidak akan berkurang atau tetap setelah dimasukkan dalam oven. Berat sampel setelah konstan dapat diartikan bahwa air yang terdapat dalam sampel telah menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air yang benar-benar terikat kuat dalam sampel, setelah itu dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui persen kadar air dalam bahan.
            Pada praktikum kali ini kadar air yang didapat dari sampel roti tawar adalah 24,94%. Kadar air pada sampel tersebut belum memenuhi standar  SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar air maksimal 5 %. Sehingga sampel roti tawar belum layak untuk dikonsumsi karena kadar air yang terlalu tinggi pada sampel makanan dapat mempercepat proses pembusukan dan ketengikan pada bahan makanan tersebut.
2. Analisa kadar abu ada roti tawar
            Pengukuran kadar abu pada praktikum kali ini mengggunakan metode Gravimetri. Gravimetri adalah metode analisis kimia secara kuantitatif dimana jumlah analit ditentukan dengan mengukur bobot substansi murni yang hanya mengandung analit (Skoog 2004). Penentuan kadar zat berdasarkan pengukuran berat analit yang didapat dari sampel. Pengabuan adalah tahapan utama dalam proses analisis kadar abu suatu bahan. Pada tahap ini menggunakan tanur.
            Sampel yang digunakan dalam praktikum penetapan kadar abu ini adalah sampel roti tawar dalam bentuk kemasan plastik. Hasil perhitungan kadar abu pada roti tawar adalah  0,95 %. Kadar abu pada sampel telah memenuhi standar SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar abu maksimal 1,5 %.
3. Analisa  kadar lemak pada roti tawar
            Pengukuran kadar lemak pada praktikum kali ini mengggunakan metode sokhlet. Metode sokhlet termasuk jenis ekstraksi semikontinu. Ekstraksi dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi selama 5-10 menit dan secara menyeluruh memenuhi sampel kemudian kembali ke tabung pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh atau berat lemak yang dipindahkan. Metode ini menggunakan efek perendaman contoh dan tidak menyebabkan penyaluran. Walaupun begitu, metode ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada metode kontinu.
            Sampel yang digunakan dalam praktikum penetapan kadar lemak ini adalah sampel roti tawar dalam bentuk kemasan plastik. Hasil perhitungan kadar lemak pada roti tawar adalah  8,08 %. Kadar lemak pada sampel roti tawar belum memenuhi standar  SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar lemak minimal 9,5 %.

4. Analisa kadar serat pada roti tawar
Pengukuran kadar serat pada praktikum kali ini mengggunakan metode crude fiber. Pengukuran serat kasar dapat dilakukan dengan menghilangkan semua bahan yang larut dalam asam dengan pendidihan dalam asam sulfat. Prinsipnya komponen dalam suatu bahan yang tidak dapat larut dalam pemasakan dengan asam encer dan basa encer selama 30 menit adalah serat kasar.
            Sampel yang digunakan dalam praktikum penetapan kadar serat ini adalah sampel roti tawar dalam bentuk kemasan plastik. Hasil perhitungan kadar serat pada roti tawar adalah  12,19 %. Kadar serat pada sampel belum memenuhi standar  SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar serat maksimal 0,5 %.

    B.     Kesimpulan
1. Analisa kadar air pada roti tawar
            Kadar air yang di peroleh adalah 24,94%. Kadar air pada sampel tersebut belum memenuhi standar  SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar air maksimal 5 %.
2. Analisa Kadar abu pada roti tawar
            Kadar abu yang diperoleh  adalah 0,95 %. Kadar abu pada sampel roti tawar telah memenuhi standar  SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar abu maksimal 1,5 %.
3. Analisa kadar lemak pada roti tawar
Kadar lemak yang diperoleh adalah 8,08 %. Kadar lemak pada sampel roti tawar belum memenuhi standar  SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar lemak minimal 9,5 %.
4. Analisa kadar serat pada roti tawar
Kadar serat yang diperoleh adalah 12,19 %. Kadar serat pada sampel roti tawar belum memenuhi standar  SNI 01-2973-1992 tentang syarat mutu roti tawar yaitu kadar serat maksimal 0,5 %.
           


 

REFERENSI







No comments:

Post a Comment