Friday, 27 January 2017

JOBSHEET Analisa Limbah Kayu Lapis



1.      Analisa warna dan bau
o   Tujuan                   :
Untuk mengetahui warna dan bau dari sampel air limbah
o   Alat dan Bahan     :
Alat                       : Beaker glass
Bahan                    : Sampel limbah cair (industri)
o   Cara kerja              :
a)      Bau
1)      Ambil contoh uji dan letakkan di gelas beaker yang bersih dan kering
2)      Cium contoh uji untuk mengetahui baunya
3)      Lakukan pengerjaan minimum oleh 3 orang panelis yang terlatih dan satu orang tenaga ahli
b)      Warna
1)      Ambil contoh uji secukupnya dan letakkan dalam gelas beaker yang kering dan bersih
2)      Lihat warna contoh uji
3)      Lakukan pengerjaan minimum oleh 3 orang panelis yang terlatih dan satu orang tenaga ahli

2.      Minyak & Lemak (Oil & Grease)
o   Tujuan                   :
Untuk mengetahui kadar oil dan grease pada sampel air limbah.
o   Alat dan Bahan     :
Alat :
a.      Corong pisah
b.      Beaker glass 500ml
c.       Neraca analitik
d.      Gelas ukur 50ml
e.       Gelas ukur 5ml
f.       Erlenmeyer 250ml
g.      Labu didih
h.      Seperangkat alat destilasi
i.        Corong gelas
j.        Oven
k.      Desikator

Bahan :

a.       Sampel air limbah

b.      Aquadest

c.       Asam sulfat 1:1

d.      n-Hexane

e.       Isopropil alcohol

f.       Sodium sulfat

g.      Kertas saring  

 

o   Cara kerja :
a.       Timbang ± 200 gram sampel air limbah dalam beaker glass 500 ml
b.      Tambahkan 2.5 ml Asam Sulfat 1:1 (untuk memisahkan minyak), homogenkan
c.       Tuang dalam corong pisah
d.      Tambahkan 30ml n-Hexane (untuk membilas)
e.       Aduk selama 2 menit sambil sesekali membuka kran untuk membuang gas metan
f.       Tunggu sampai ada fase pemisahan dan pisahkan fase air
g.      Tambahkan 3 – 5 ml iso propil alkohol (IPA), homogenkan
h.      Pisahkan fase sludge dan tampung fase minyak dalam erlenmeyer. (ulangi kegiatan no 2 s/d no 8 hingga diperoleh larutan jernih)
i.        Fase minyak yang ditampung ditambahkan sodium sulfat untuk menghilangkan air
j.        Saring dalam labu didih yang diketahui berat kosongnya
k.      Destilasi sampai tersisa minyak, panaskan dalam oven pada suhu 130oC selama 30 menit, dinginkan dan timbang.
Perhitungan :

3.      Penetapan Kadar Padatan dalam Air dan Air Limbah secara Gravimetri
1.      Ruang Lingkup
Standar ini meliputi metode penetapan padatan total,padatan terlarut dan padatan tersuspensi,secara gravimetric pada pemanasn 1030-1050C.


2. Definisi
·               Padatan Total
Padatan total adalah padatan yang tertinggal dalam cawan setelah penguapan contoh dan diteruskan dengan pengeringan dalam oven pada suhu tertentu.
·               Padatan Terrarium
Padatan terlarut adalah bagian dari padatan total yang lolos melalui saringan standar.
·               Padatan Tersuspensi
Padatan tersuspensi adalah bagian dari padatan total yang tertahan oleh saringan standar.
3. Prinsip
Ø   Padatan Total
Contoh serba sama (homogen) diuapkan dalam cawan yang sudah diketahui beratnya dan dikeringkan sampai berat konstan dalam oven pada suhu 1030-1050C.
Ø   Padatan Terlarut
Contoh disaring dengan saringan standart (Whatman 42) dan filtratnya diuapkan dalam cawan dengan dikeringkan samapai berat konstan dalam oven pada suhu 1030-1050C.
Ø   Padatan Tersuspensi
Contoh serba sama (homogen) disaring melalui saringan denagn ukuran pori = 2 mikrometer yang sudah diketahui beratnya dan padatan yang tertinggal di atas saringan dikeringkan samapai berat konstan pada suhu 1030-1050C..Penambahan berat saringan menyatakan padatan tersuspensi.
4. Cara Kerja :
·               Padatan Total
a.             Persiapan cawan penguap
b.            Panaskan cawan bersih dalam oven pada suhu 1030-1050C selama 1 jam
c.             Dinginkan/simpan cawan dalam desikator sampai diperlukan
d.            Timbang segera digunakan
e.             Analisa contoh
f.             Masukkan sejumlah volume yang serba sama ke dalam cawan menggunakan pipet volume
g.             Uapkan sampai hampir kering di atas penangas air
h.            Keringkan dalam oven pada suhu 1030-1050C selama 1 jam
i.              Dinginkan dalam desikator sampai suhu kamar
j.              Timbang dengan neraca analitik
k.            Ulangi pekerjaan,langkah diatas sampai beratnya konstan
·Padatan Terlarut
a.             Persiapan cawan penguap
b.            Panaskan cawan bersih dalam oven pada suhu 1800C selama 1 jam
c.             Dinginkan/simpan cawan dalam desikator sampai diperlukan
d.            Timbang segera digunakan
e.             Analisa contoh
f.             Masukkan sejumlah volume contoh tersaring (menggunakan pipet volume) ke dalam cawan penguap
g.             Uapkan sampai hampir kering di atas penangas air
h.            Keringkan dalam oven pada suhu 1800C selama 1 jam
i.              Dinginkan dalam desikator sampai suhu kamar
j.              Timbang dengan neraca analitik
k.            Ulangi langkah diatas sampai konstan
·               Padatan tersuspensi
Penimbangan kertas saring kosong
a.             Letakkan kertas saring ke dalam alat penyaring
b.            Cuci kertas saring dalam air suling 3 kali masing-masing dengan 20 mL (gunakan vamLum pump)
c.             Pindahkan kertas saring ke dalam alat penimbang/cawan
d.            Keringkan di dalam oven [ada suhu 1030-1050C selama 1 jam
e.             Dinginkan dalam desikator sampai suhu kamar
f.             Timbang dengan neraca analitik
g.             Ulangi langkah diatas sampai suhu konstan

5. Analisa Contoh
      Penyaringan contoh dan penimbangan residu tersuspensi dilakukan dengan urutan:
1.            Siapkan kertas saring yang telah diketahui beratnya pada alat penyaring
2.            Contoh dikocok hingga merata dan masukkan ke dalam alat penyaring, banyaknya contoh yang di ambil disesuaikan dengan kadar residu tersuspensi,sehingga berat residu tersuspensi antara 2,5-200 mg
3.            Saring contoh, kemudian residu tersuspensi dibilas dengan air suling 3 kali masing-masing 20 mL
4.            Ambil kertas saring dan taruh di cawan penguap
5.            keringkan dalam oven pada suhu 1030-1050C selama 1 jam
6.            Dinginkan dalam desikator sampai suhu kamar
7.            Timbang dengan neraca analitik
8.            Ulangi langkah diatas hingga diperoleh berta konstan




6. Perhitungan
v   Kadar padatan total (mg/l)
(W1-W2)x1000
         V
v   Kadar Padatan terlarut (mg/l)
(W2-W3)x1000
                        V
v   Kadar Zat Tersuspensi
(W1*-W2*)x 1000
                        V
Keterangan :
W1    = Berat cawan + padatan (mg)
W2    = Berat cawan (mg)
W3    = Berat cawan + padatan setelah disaring (mg)
W1*  = Berat kertas saring + padatan (mg)
W2*  = Berat kertas saring (mg)
V     = Volume contoh
            Catatan : volume contoh dipilah sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil berat penimbangan maksimal 200 mg.


4.      Penetapan Kesadahan Total Kalsium ( Ca ) dan Magnesium ( Mg ) dengan Metode Titrimetri
1.      Ruang Lingkup
      Metode ini digunakan untuk penentuan kesadahan total yang terdapat dalam air dan air limbah dengan metode titrimetri EDTA dengan batas terendah 5 mg/L. Metode ini digunakan untuk contoh uji air yang tidak berwarna.

2.      Definisi
      Kesadahan dalam analisa air dapat didefinisikan sebagai jumlah alkali tanah ( ion magnesium, calcium, strontium, dan barium ) yang berikatan sebagai karbonat, sulfat, klorida, nitrat, dan phospat yang dinyatakan dalam mole/liter atau dalam derajat jerman kesadahan ( °d atau °D ) atau mg CaCO3/liter.

3.      Prinsip
      Garam dinatrium etilen diamin tetra asetat (EDTA) akan bereaksi dengan kation logam tertentu membentuk senyawa kompleks kelat yang larut. Pada pH 10,0 + 0,1, ion-ion kalsium dan magnesium dalam contoh uji akan bereaksi dengan indikator Eriochrome Black T (EBT), dan membentuk larutan berwarna merah keunguan. Jika Na2EDTA ditambahkan sebagai titran, maka ion-ion kalsium dan magnesium akan membentuk senyawa kompleks, molekul indikator terlepas kembali, dan pada titik akhir titrasi larutan akan berubah warna dari merah keunguan menjadi biru. Dari cara ini akan didapat kesadahan total (Ca + Mg). Kalsium dapat ditentukan secara langsung dengan EDTA bila pH contoh uji dibuat cukup tinggi (12-13), sehingga magnesium akan mengendap sebagai magnesium hidroksida dan pada titik akhir titrasi indikator Eriochrome Black T (EBT) hanya akan bereaksi dengan kalsium saja membentuk larutan berwarna biru. Dari cara ini akan didapat kadar kalsium dalam air (Ca).Dari kedua cara tersebut dapat dihitung kadar magnesium dengan cara mengurangkan hasil kesadahan total dengan kadar kalsium yang diperoleh, yang dihitung sebagai CaCO3.
4.   Pengganggu
a.       Beberapa ion logam mengganggu dengan menyebabkan titik akhir titrasi mengalamipemucatan atau tidak jelas atau bereaksi dengan Na2EDTA secara stoikiometri. Gangguan ini dapat dikurangi/diperkecil dengan menambahkan sejumlah tertentuinhibitor sebelum dilakukan titrasi.
b.      Garam magnesium dari asam 1,2-sikloheksandiamin tetra asetat (MgEDTA) secaraselektif mengkomplekskan logam-logam berat, membebaskan magnesium ke dalamcontoh uji, dan dapat digunakan sebagai pengganti inhibitor yang toksik atau yang dapat menimbulkan gangguan bau. MgEDTA hanya bermanfaat bila magnesium yang menggantikan logam-logam berat tidak signifikan (nyata) menyumbang pada kesadahan total.
c.       Dengan adanya logam berat atau polifosfat yang konsentrasinya lebih rendah dariyang tercantum pada table I di bawah ini dapat digunakan inhibitor I dan II.
d.      Bila terdapat logam-logam berat yang konsentrasinya lebih tinggi dari yangtercantum pada table 1, tentukan kadar kalsium dan magnesium dengan metodenon-EDTA (Pengujian dilakukan 2 kali yaitu pengujian Ca dan Mg total dan pengujian Ca saja dengan metode titrimetri EDTA) dan kadar kesadahan ditentukan dengan perhitungan. Pernyataan pada Tabel 1 hanya diperuntukan sebagai petunjuk kasar dandidasarkan pada penggunaan 25 mL contoh uji yang diencerkan hingga 50 mL.
e.       Bahan organik yang tersuspensi atau berbentuk koloid juga dapat mengganggu titikakhir titrasi.Gangguan ini dapat dihilangkan/diperkecil dengan menguapkan contoh uji sampai kering pada steam bath (penangas uap) dan pemanas muffle furnace pada suhu 550oC hingga bahan-bahan organik teroksidasi sempurna.Larutkan residu yang diperoleh dalam 20 mL 1 HCl 1N, netralkan hingga pH 7 dengan NaOH 1N, dan tepatkan dengan air suling hingga 50 mL. Dinginkan pada suhu kamar dan tentukan kadar kesadahannya.
5.      Bahan
      a. Indikator Eriochrome Black T (EBT)
1) Timbang 200 mg EBT dan 100 g kristal NaCl, kemudian dicampur.
2) Gerus campuran tersebut hingga mempunyai ukuran 40 mesh sampai dengan 50mesh.
3) Simpan dalam botol yang tertutup rapat.

      b. Larutan penyangga pH 10 + 0,1
1) Cara I
(a) Larutkan 16,9 g amonium klorida (NH4Cl) dalam 143 mL ammoniumhidroksida (NH4OH) pekat.
(b) Tambahkan 1,25 g magnesium etilen diamin tetra asetat (Mg-EDTA).
(c) Encerkan dengan air suling hingga volumenya menjadi 250,0 mL.
2) Cara II
(a) Larutkan 1,179 g Na2EDTA dihidrat dan 780 mg magnesium sulfat pentahidrat (MgSO4.7H2O) atau 644 mg magnesium klorida heksa hidrat(MgCl2.6H2O) dalam 50 mL air suling.
(b) Tambahkan larutan tersebut ke dalam 16,9 g NH4Cl dan 143 mL NH4OHpekat, sambil dilakukan pengadukan.
(c) Encerkan dengan air suling hingga volumenya menjadi 250,0 mL.
      c.  Larutan standar kalsium karbonat (CaCO3) 0,01 M (1,0 mg/mL)
 1) Timbang 1,0 g CaCO3 anhidrat, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 500 mL.
 2) Larutkan dengan sedikit asam klorida (HCl) 1 : 1, tambah dengan 200 mL airsuling.
 3) Didihkan beberapa menit, untuk menghilangkan CO2, lalu dinginkan.
 4) Setelah dingin, tambahkan beberapa tetes indikator metil merah.
 5) Tambahkan NH4OH 3 N atau HCl 1 : 1 sampai terbentuk warna orange.
 6) Pindahkan secara kuantitaif ke dalam labu ukur 1000 mL, kemudian tepatkansampai tanda tera.
d. Larutan baku dinatrium etilen diamin tetra asetat dihidrat (Na2EDTA.2H2O = C 10 H14N2Na2O8.2H2O) 0,01 M
Larutkan 3,723 g Na2EDTA dihidrat dengan air suling di dalam labu ukur 1000 mL, tepatkan sampai tanda tera.
e. Larutan Na2EDTA + 0,01 M
1) Pipet 10,0 mL larutan standar CaCO3 0,01 M, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer250 mL
2) Tambah 40 mL air suling dan 1 mL larutan penyangga pH 10 + 0,1
3) Tambahkan seujung spatula 30 mg sampai dengan 50 mh indikator EBT
4) Titrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna darimerah keunguan menjadi biru.
5) Catat volume larutan Na2EDTA yang digunakan.
6) Ulangi titrasi tersebut 3 kali, kemudian volume Na2EDTA yang digunakan dirataratakan(perbedaan volume atau RSD).
7) Hitung molaritas larutan baku Na2EDTA dengan menggunakan rumus sebagaiberikut:

                  MEDTA  =  M CaCO3 – V CaCO3 ( mmol/mL )
                                          V EDTA
Keterangan :
MEDTA adalah molaritas larutan baku Na2EDTA (mmol/mL);
VEDTA adalah volume rata-rata larutan baku Na2EDTA (mL);
VCaCO3 adalah volume rata-rata larutan CaCO3 yang digunakan (mL);
MCaCO3 adalah molaritas larutan CaCO3 yang digunakan (mmol/mL).
f. Serbuk natrium sianida (NaCN).
j. Air suling atau air bebas mineral yang mempunyai daya hantar listrik (DHL) 0,5 μS/cmsampai dengan 2 μS/cm.



6.      Peralatan
1. buret 50 mL atau alat titrasi lain dengan skala yang jelas
2. labu Erlenmeyer 250 dan 500 mL
3. labu ukur 250 dan 1000 mL
4. gelas ukur 100 mL
5. pipet volume 10 dan 50 mL
6. pipet ukur 10 mL;
7. gelas piala 50, 250, dan 1000 mL
8. sendok sungu
9. alat pengukur pH
10. pengaduk gelas
11. pemanas listrik
12. timbangan analitik
13. gelas arloji
14. mortir dan stamfer
15. botol semprot
16. botol borosilikat tutup asah
17. botol borosilikat tutup karet

7.      Prosedur Kerja
a)       Ambil 25 mL contoh uji secara duplo, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL, encerkan dengan air suling sampai volume 50 mL.
b)       Tambahkan 1mL sampai dengan 2 mL larutan penyangga pH 10 + 0,1.
c)       Tambahkan seujung spatula 30 mg sampai dengan 50 mg indikator EBT.
d)      Lakukan titrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,01 M secara perlahan sampai terjadi perubahan warna merah keunguan menjadi biru.
e)       Catat volume larutan baku Na2EDTA yang digunakan.
f)       Apabila larutan Na2EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi lebih dari 15 mL, encerkan contoh uji dengan air suling dan ulangi langkah seperti di atas.
g)       Ulangi titrasi tersebut 2 kali, kemudian rata-ratakan volume Na2EDTA yang digunakan.
h)      Jika spike matrix digunakan sebagai kontrol mutu, maka lakukan dengan cara sebagai berikut :
Ambil 15 mL contoh uji ditambah 10 mL larutan standar kalsium karbonat 0,01 M dan encerkan dengan air suling hingga volumenya 50 mL, masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL. Lakukan langkah b) sampai dengan e).


8.      Perhitungan
Kesadahan total dan magnesium dalam contoh uji dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1.    Kesadahan total

             (mg CaCO3/L) =   1000   x V EDTA(a)  x MEDTA  x 100
                                                 VC.u

Keterangan :
VC.u  adalah volume larutan contoh uji (mL)
VEDTA (a) adalah volume rata-rata larutan baku Na2EDTA untuk titrasi kesadahan total (mL)
M EDTA  adalah molaritas larutan baku Na2EDTA untuk titrasi (mmol/mL);
VEDTA (b) adalah volume rata-rata larutan baku Na2EDTA untuk titrasi kalsium (mL).


5.      Penetapan Derajat Keasaman ( pH ) dengan menggunakan Alat pH Meter
1.      Ruang Lingkup
      Metode ini meliputi, cara uji derajat keasaman ( pH ) air dan air limbah dengan menggunakan alat pH meter.
2.      Definisi
      pH adalah minus logaritma konsentrasi ion hydrogen yang ditetapkan dengan metode pengukuran secara potensiometri dengan menggunakan pH meter.
3.      Prinsip
      Metode pengukuran pH berdasarkan pengukuran aktifitas ion hydrogen secara potensiometri atau elektrometri dengan menggunakan pH meter.
4.      Bahan
a)      Larutan Penyangga ( buffer )
Larutan penyangga 4, 7 dan 10 yang siap pakai dan tersedia dipasaran, atau dapat dibuat dengan cara sebagai berikut :
a.       Larutan Penyangga, pH 4,004 ( 25°C )
      Timbang 10,12 gr Kalium Hidrogen Ptalat ( KHC8H4O4 ), larutkan dalam 1000 mL air suling.
b.      Larutan Penyangga, pH 6,863 ( 25°C )
      Timbang 3,387 gr Kalium Dihidrogen Fospat ( KH2PO4 ) dan 3,533 gr Dinatrium Hidrogen Fosfat ( Na2HPO4 ), larutkan dalam 1000 mL air suling.

c.       Larutan Penyangga, pH 10,014 ( 25°C )
      Timbangkan 2,092 gr Natrium Hidrogen Karbonat ( NaHCO3 ) dan 2,640 gr Natrium Karbonat ( Na2CO3 ), larutkan dalam 1000 ml air suling.
5.      Peralatan
a)      pH meter dengan perlengkapannya;
b)      Pengaduk gelas atau magnetic;
c)      Gelas piala 250 mL
d)     Kertas tissue
e)      Timbangan analitik
f)       Termometer
g)      Persiapan Pengujian
1.      Lakukan kalibrasi alat pH-meterdengan larutan penyangga sesuai instruksi kerja alat setiap kali akan melakukan pengukuran.
2.      Untuk contoh uji yang mempunyai suhu tinggi, kondisikan contoh uji sampai suhu kamar.
6.      Prosedur Kerja
1.      Keringkan dengan kertas tissue, selanjutnya bilas elektroda dengan air suling.
2.      Bilas elektroda dengan contoh uji.
3.      Masukkan elektroda ke dakam contoh uji sampai pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap.
4.      Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter.

6.      Analisa bakteri coliform
Ø  Tujuan                   : Menentukan adanya bakteri coliform dalam limbah cair.
Ø  Alat dan Bahan     :
Alat :
a.       Autoklaf
b.      Beaker glass
c.       Hot plate
d.      Stirrer
e.       Neraca analitis
f.       Pipet volum
g.      Cawan petri
h.      Spatula
Bahan        :
a.       Aqudest
b.      Sapel air limbah
c.       Media Lactose Broth (LB)
d.      Media Brilliant Green Lactosa Broth (BGLB)

Ø  Cara kerja :
-        Pembuatan media Lactose Broth double
a.       Timbang media LB sebanyak 52 gram
b.      Masukkan dalam beaker glass
c.       Larutkan dengan 1 liter aquadest
d.      Masukkan magnetic stirrer
e.       Panaskan diatas hot plate sampai larut
f.       Masukkan dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham  masing-masing 5 ml dalam 5 tabung
g.      Sterilkan dalam oven suhu 121oc selama 15 menit
h.      Setelah dingin disimpan ditempat yang bersih dan kering
-        Pembuatan media LB Single
a.       Timbang media LB sebanyak 13 gram
b.      Masukkan dalam beaker glass
c.       Larutkan dengan 1 liter aquadest
d.      Masukkan magnetic stirrer
e.       Panaskan diatas hot plate sampai larut
f.       Masukkan dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham masing-masing 10 ml dalam 10 tabung
g.      Sterilakan dalam oven dengan tekanan atm pada suhu 121oC selama 15 menit
h.      Simpan ditempat yang bersih dan kering
-        Pembuatan media BGLB
a.       Timbang dengan seksama media BGLB 40 gram
b.      Masukkan dalam beaker glass
c.       Larutkan dalam 1 liter aquadest
d.      Masukkan magnetic stirrer
e.       Panaskan di atas hot plate sampai larut semua
f.       Masukkan dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham masing-masing 10 ml
g.      Sterilkan dalam oven suhu 121oC selama 15 menit
h.      Setelah dingin simpanlah ditempat yang bersih dan kering
-        Uji Perkiraan
a.       Siapkan 5 tabung reaksi yang berisi media LB tebal dan sebanyak 10 mk tabung reaksi yang telah berisi media LB tipis
b.      Susun pada rak tabung beri tanda sebagai berikut :
·         Nomor sampel
·         Volume sampel
c.       Kocok sampel agar homogen
d.      Masukkan sampel dengan cara dipipet sebanyak 10 ml kedalam tabung reaksi berisi LB tebal
e.       Kemudian, 1 ml kedalam tabung LB tipis sebanyak 5 tabung dan sisanya 0,1 ml atau 2 tetes
f.       Masukkan seluruh tabung dalam inkubator pada suhu 35oC selama 2x24 jam
g.      Amati pembentukan gas yang terjadi didalam tabung durham
h.      Positif jika terbentuk gas
i.        Lakukan uji penegasan
-        Uji Penegasan
a.       Tabung yang dinyatakan positif pada uji perkiraan diinokulasikan ke dalam tabung yang berisi media BGLB masing-masing 1-2 ose dilakukan secara aseptis
b.      Inkubasi pada suhu 35oC selama 2x24 jam
c.       Setelah 48 jam dilakukan pengamatan
d.      Pembacaan hasil dilakukan dengan menghitung jumlah tabung yang positif
e.       Angka yang diperoleh dicocokkan dengan tabel MPN

No comments:

Post a Comment